Selasa, 07 Agustus 2012

Benarkah Peristiwa Nuzulul Qur'an pada 17 Ramadhan ?


Kitab suci Al Qur’an secara teologis merupakan kitab dari agama samawi terakhir yang diturunkan Allah SWT sebagai penyempurna kitab agama samawi sebelumnya yaitu zabur, taurat dan injil yang telah lebih dulu diturunkan. Bulan Ramadhan seperti sekarang ini sering diidentikkan dengan “bulan Alquran” karena pada bulan inilah Alquran diturunkan. Peristiwa turunnya Al Qur’an pertama kali ini dikenal dengan istilah Nuzulul Qur’an yang diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan. Pertanyaannya, benarkah Al Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan?
Menurut Al-Imam ‘Imaduddin Abi al-Fida’ bin Katsir Al-Quraysyi (774 H) dalam kitab Tafsir ibnu Katsir hal 529 juz 4 dan hal 216 juz 1, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Al-Qur’an mengalami tiga kali proses penurunan :
1. Penurunan pertama terjadi secara jumlatan wahidatan (menyeluruh) diturunkan Allah SWT ke Lauhil Mahfudz yaitu suatu tempat di atas langit ke tujuh yang memiliki keluasan ma baina al-masyriqi wa al-maghrib (antara timur dan barat) dengan kepanjangan ma baina as-sama’ wa al-ardh (antara langit dan bumi). Inilah yang menjadi ruh sebuah ayat yang mengatakan Bal hua Qur’anun majid. Fi lahil al-mahfudh. “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur’an yang mulia. Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfudh”. (QS. Al Buruj 85:21-22).
2. Penurunan kedua, juga secara jumlatan wahidah dari Lauhil Mahfudh diturunkan ke sebuah tempat di Sama’i ad-dunya (langit dunia) yang bernama Baitul ‘Izza.
3. Sedangkan penurunan ketiga, yaitu dari Baitul ‘Izza melalui malaikat Jibril as kepada Nabi Muhammad saw. Berbeda dengan penurunannya yang pertama dan kedua, penurunann yang terakhir ini tidak secara jumlatan wahidah melainkan secara tadarruj (berangsur-angsur) atau manajjaman bittanjih (sedikit demi sedikit) selama kurang lebih 23 tahun. Proses penurunannya juga disesuaikan dengan kebutuhan seperti jika ada persoalan dan nabi tidak bisa menjawab, baru kemudian turun ayat. Jadi ada asbab (kebutuhan) terlebih dahulu baru kemudian turun ayat.
Proses penurunan ketiga inilah yang kemudian dikenal sebagai “Nuzulul Qur’an” yakni saat wahyu Al Qur’an pertama kali (lima ayat surah Al ‘Alaq) diturunkan kepada Nabi Muhammad saw di gua Hira.
Lalu benarkah Nuzulul Qur’an terjadi pada tanggal 17 Ramadhan sebagaimana selama ini selalu diperingati secara rutin di tempat kita?
Dalam QS. Al Anfaal 8:41 Allah SWT berfirman: “…..jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari ‘Furqaan’ yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Pengertian furqaan disini adalah pemisah antara yang hak dan yang batil. Sedangkan yang dimaksud dengan hari Al Furqaan adalah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan kekalahan orang kafir, yaitu hari bertemunya dua pasukan di peperangan Badar, pada hari Jum’at 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. Sebagian mufassirin berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al Quranul Kariem pada malam 17 Ramadhan. Tapi, dalam banyak tafsir dijelaskan bahwa yang dimaksud “ma anzalna” dalam ayat itu bukan penurunan pertama al-Qur’an, namun penurunan ayat-ayat yang terkait dengan ghanimah badar (rampasan perang badar).
Selain itu ayat di atas masih ada beberapa ayat lagi dalam Al Qur’an dan hadits yang menjelaskan tentang Nuzulul Qur’an ini diantaranya :
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…..” (QS. Al Baqarah 2:185)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadr 97:1)
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi…..” (QS. Ad Dukhaan 44:3)
Hal ini juga ‘terkesan’ dikuatkan dengan catatan kaki dalam “Al-Quran dan Terjemahannya” surat adh-Dhukhan ayat 3.
إِنَّآ أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
“Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”
[1369] malam yang diberkahi ialah malam Al Quran pertama kali diturunkan. di Indonesia umumnya dianggap jatuh pada tanggal 17 Ramadhan.
Keyakinan ini bertentangan dengan firman Allah subhanahu wa ta’alaa dalam surat Al-Qadr ayat pertama:
إِ نَّآ أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan [1593].”
[1593] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, Karena pada malam itu permulaan Turunnya Al Quran.
Ayat diatas dengan jelas bahwa Al-Quran diturunkan pada malam kemulian (Lailatul Qadar) dan juga Terlihat jelas bahwa catatan kaki untuk ayat di atas dalam “Al-Quran dan Terjemahannya” juga menjelaskan bahwa malam permulaan turunnya Al-Quran adalah pada malam tersebut. Sekarang yang menjadi pertanyaan, kapan terjadinya malam Lailatul Qadar, malam dimana Al-Quran itu turun ? apakah benar pada 17 Ramadhan seperti yang selama ini oleh sebagian kaum muslimin Indonesia mempertingatinya ?
Nabi shallahu’alaihi wa sallam pernah mengabarkan kepada kita tentang kapan akan datangnya malam Lailatul Qadar. Beliau pernah bersabda:
“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)
Beliau shallahu’alaihi wa sallam juga bersabda:
“Berusahalah untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir, apabila kalian lemah atau kurang fit, maka jangan sampai engkau lengah pada tujuh hari terakhir.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian telah jelas bahwa lailatul qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yaitu pada malam-malam ganjilnya 21, 23, 25, 27 atau 29. Maka gugurlah keyakinan sebagian kaum muslimin yang menyatakan bahwa turunya Al-Quran pertama kali pada tanggal 17 Ramadhan.
Jika ada yang berargumen, “Tanggal 17 Ramadhan yang dimaksud adalah turunnya Al-Quran ayat pertama ke dunia kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yaitu surat al-‘Alaq  ayat 1-5, sedangkan Lailatul qadar pada surat al-Qadar adalah turunnya Al-Quran seluruhnya dari lauhul mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia !!?”.
Maka jawabnya: Benarbahwa turunnya Al-Quran yaitu pada Lailatul qadar seperti yang tertuang dalam surat al-Qadar adalah turunnya Al-Quran dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia, dan setelah itu Al-Quran diturunkan secara bertahap selama 23 tahun. Seperti perkataan Ibnu Abbas radliyallahu’anhu dan yang lainnya ketika menafsirkan QS. Ad-Dukhon ayat 3:
“Allah menurunkan Al-Quran sekaligus daru Lauh Mahfudz ke baitul izzah (rumah kemuliaan) di langit dunia kemudian Allah menurunkannya secara berangsur-angsur sesuai dengan berbagai peristiwa selama 23 tahun kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.” (Tafsir Ibnu Katsir 8/441)
Tetapi apakah ini menjadikan bahwa benar nya pendapat bahwa turunnya ayat pertama (QS. Al-‘Alaq: 1-5) kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam adalah 17 Ramadhan ?? mari kita simak pembahasan dibawah ini.
Pendapat bagus syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarokfury di Kitab Sirohnya tentang kapan awal permulaan wahyu
Dalam kitab siroh beliau, beliau menjelaskan bahwa memang ada perbedaan pendapat diantara pakar sejarah tentang kapan awal mula turunnya wahyu, yaitu turunnya surat Al-Alaq: 1-5. Beliau menguatkan pendapat yang menyatakan pada tanggal 21. Beliau mengatakan:
“Kami menguatkan pendapat yang menyatakan pada tanggal 21, sekalipun kami tidak melihat orang yang menguatkan pendapat ini. Sebab semua pakar biografi atau setidak-tidaknya mayoritas di antara mereka sepakat bahwa beliau diangkat menjadi Rasul pada ahari senin, hal ini diperkuat oleh riwayat para imam hadits, dari Abu Qotadah radliyallahu’anhu, bahwa Rasulullahshallallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa hari senin. Maka beliau menjawab,
“Pada hari inilah aku dilahirkan dan pada hari ini pula turun wahyu (yang pertama) kepadaku.”
Dalam lafdz lain disebutkan, “Itulah hari aku dilahirkan dan pada hari itu pula aku diutus sebagai rasul atau turun wahyu kepadaku”
Lihat shahih Muslim 1/368; Ahmad 5/299, Al-Baihaqi 4/286-300, Al-Hakim 2/602.
Hari senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu adalah jatuh pada tanggal 7, 14, 21, dan 28. Beberapa riwayat yang shahih telah menunjukkan bahwa Lailatul Qodar tidak jatuh kecuali pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Jadi jika kami membandingkan antara firman Allah, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qodar”, dengan riwayat Abu Qotadah, bahwa diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada hari senin, serta berdasarkan penelitian ilmiah tentang jatuhnya hari senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu, maka jelaslah bagi kami bahwa diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada malam tanggal 21 dari Bulan Ramadhan. (Lihat Kitab Siroh Nabawiyyah oleh Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarokfury Bab Di Bawah Naungan Nubuwah, hal. 58 pustaka al-Kautsar)
Maka jelaslah bahwa pendapat kapan Al-Quran turun, baik Al-Quran turun dari Baitul Izzah ke langit dunia atau dari langit dunia ke Rasulullah keduanya  saling melengkapi, dan bukan terjadi di 17 Ramadhan. Wallahu’alam.
Yang bisa dipetik dari pembahasan di atas
  1. Al-Quran diturunkan pada malam lailatul qadar bukan pada malam yang dikenal dengan malam ‘Nuzulul Quran’ yang bertepatan pada tanggal 17 Ramadhan.
  2. Lebih khusus lagi bahwa turunnya wahyu kepada Rasulullahshalallallahu’alaihi wa sallam yang pertama adalah 21 Ramadhan, seperti pendapat syaikh Shafiyyurahman.
  3. Peringatan Nuzulul Quran 17 Ramadhan dengan dzikir tertentu dan bentuk pengajian khusus adalah bentuk peringatan yang tidak pernah ada landasannya dari Al-Quran dan Hadist Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, sehingga termasuk dalam perkara bid’ah.
  4. Lailatul qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir yang ganjil dibulan Ramadhan.
  5. Peringatan lailatul qadar pada malam 27 Ramadhan (atau malam ganjil lainnya) dengan suatu pengajian khusus juga merupakan bid’ah karena Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam tidak pernah memperingatinya melainkan beliau shallahu’alahi wa sallam menghidupkan malam tersebut dengan qiyamul lail dan memperbanyak doa.
  6. Himbauan kepada para penanggung jawab “Al-Quran dan Terjemahnya” agar meluruskan catatan kaki atau takwil-takwil dari ayat suci Al-Quran yang hanya merupakan anggapan-anggapan yang tidak berdalil atau bahkan tafsiran/takwil yang bathil. (abd.karim)
Referensi
  • Ustadz Aunur Rafiq. Nuzulul Quran pada bulan Ramadhan. Majalah Al-Furqan Edisi 84, th ke-8 1429/ 2008.
  • Abu Musa al-Atsari. Lailatul Qadar Malam Kemulian. Majalah Adz-Dzakirah Edisi 43, Edisi Khusus Ramadhan-Syawal, Vol 8, No.1 1429 H.
  • Al-Quran dan Terjemahnya.
  • Sirah Nabawiyah, oleh Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfury


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar yang membangun demi perbaikan Blog ini kedepan...
Sangat Disarankan untuk Memberikan Komentar yang Berbobot, Jelas, Padat dan sesuai serta relevan dengan Artikel dan Dilarang meninggalkan Link Hidup maupun Link Mati Pada Kolom Komentar, Komentar Yang Hanya : Thanks, Trims, Sip, Gan, Terima kasih dan Sejenisnya Tidak akan di Publikasikan. Terima Kasih.

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
 
Support : Creating Website | Mas Template
Copyright © Oktober 2012. Taufik Irawan ::: Official Community ::: - All Rights Reserved
Template Modify by Taufik Irawan
Proudly powered by Blogger