Rabu, 14 November 2012

Edwin Soeryadjaya : Pendiri Saratoga Capital Bangkit Setelah Runtuh

Edwin Soeryadjaya merupakan salah satu orang Indonesia yang cukup terkenal sebagai pengusaha sukses bahkan bisa dikatakan super sukses. Bagaimana tidak? Dia mampu mengantongi sebuah penghargaan sebagain Indonesian Entrepeneur of the Year pada tahun 2010. Bahkan pengumuman anugrah penghargaan tersebut diumumkan oleh Chief Executive Officer Ernest and Young Giuseppe Nicolosi. Peranan Edwin sebagai chairman di Saratoga Group sangatlah besar. Sebagai pendiri Saratoga Investama Sedaya, beliau mampu menghasilkan jutaan bahkan ratusan juta dalam waktu singkat. Perusahaan Sarotaga Investama Sedaya sendiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang investasi yang cukup mempunyai nama di Indonesia.

Sebagai anak dari pengusaha terkenal, William Soeryadjaya, Edwin mulai tumbuh dengan bakat berbisnis seperti ayahnya. Dia bahkan mendirikan sebuah perusahaan bernama Saratoga Capital pada tahun 1998 bersama dengan Sandiaga Uno. Sebagai anak ke dua dari William rupanya Edwin cukup terampil dalam mengembangkan kemampuannya sebagai pebisnis tepat seperti ayahnya. Pada tahun 2004 dia memiliki jabatan sebagai Presiden Komisaris untuk PT Adaro Energy TBK yang disebut dengan PT Padang Kurnia yang sekarang ini menjadi perusahaan yang memproduksi batu bara dengan rating terbesar ke dua di Indonesia yang dianggap berperan penting untuk stok batu bara untuk pasar di Indonesia.

Kemampuan Edwin dalam mengelola perusahaan tidak lepas dari usaha kerasnya yang telah dia lakukan selama bertahun-tahun. Meskipun ayahnya adalah pengusaha terkenal namun dia tidak segan untuk belajar keras untuk memiliki kemampuan yang sama dan bahkan lebih baik dari ayahnya. Berbekal dari keinginan kuat itulah akhirnya dia menunjukkan hasil yang sangat signifikan dari waktu ke waktu tentang kemampuannya dalam mengelola bisnis nya. Hal itu pula yang menjadikannya sebagai penguasaha yang cukup memiliki nama di Indonesia. Penghargaan Ernst and Young Entrepreneur of the Year juga merupakan penghargaan di bidang bisnis yang sangat bergengsi di Indonesia yang sudah berstandar internasional. Jadi, para finalis yang dapat masuk ke nominasi penghargaan ini adalah mereka-mereka yang sudah memiliki kualifikasi tingggi sebagai pengusaha yang ditunjukkan dengan eksistensi mereka serta peranan mereka yang menonjol dalam dunia bisnis.

Dengan munculnya Edwin sebagai juara utama menjadi bukti keberhasilan Edwin yang sudah diakui di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini membuktikan kemampuan Edwin yang sangat cemerlang di bidang bisnis yang membuat namanya semakin melambung diantara pebisnis-pebisnis di Indonesia. Dalam berbisnis Edwin mampu memegang erat etika dalam bisnis yang menjadikannya sebagai pebisnis yang tangguh dan mampu membaca segala situasi dengan sangat baik. Dengan kemampuannya dalam mengelola bisnis dia mampu menghasilkan penghasilan yang sangat tinggi tiap bulan sehingga menjadikannya sebagai pengusaha yang kaya raya dan banyak dikenal oleh masyarakat.

Bagaikan burung rajawali yang terbang makin tinggi di tengah amukan badai, Edwin Soeryadjaya berhasil melakukan pembelian senilai US $100 juta atas Advance Interconnect Technology, sebuah pabrik pengepakan dan pemasangan mickrochip di Batam pada saat krisis ekonomi 1997 melumpuhkan ekonomi Indonesia. Padahal, ketika Astra harus lepas dari genggaman tangannya tahun 1993, Edwin benar-benar merasa diremukkan. Ia kehilangan pegangan hidup dan mengira dirinya sudah mati. Bagaimana Edwin bangkit lagi? Apa yang menjadi rahasia keberhasilan bisnisnya kini? Simak wawancara kami berikut ini dengan Edwin Soeryadjaya, Chairman of PT Saratoga Investama Sedaya :
“Kalau saya orang yang dikuasai uang, pada saat bisnis saya jatuh saya tentu sudah tak tahan mental”

Bisa diceritakan bagaimana Anda bangkit dari kegagalan bisnis? Waktu kami kehilangan Astra, kami ibarat kehilangan pegangan hidup. Yang kami lakukan kami berikhtiar meminta kepada Tuhan lalu berkonsultasi dengan istri tentang apa yang harus kami lakukan. Istri memberi saran agar saya mencari apa yang saya butuhkan.

Sempat minta nasehat teman? Tidak. Kami memang jatuh terpuruk. Ibaratnya, kami jatuh dari gedung yang sangat tinggi. Kami kira, kami sudah mati. Namun ternyata Tuhan mengangkat kami. Selama 3~4 bulan pertama (+/- dari bulan Februari 1993 s/d Juni ’93), kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan. Lalu kami konsentrasi di bidang Telkom, dan Tuhan menganugerahi kami hadiah yang luar biasa besar! Pada dasarnya, hanya pengusaha besar saja yang bisa lolos pra-kualifikasi proyek tersebut, namun, Tuhan mengijinkan kami terpilih sebagai pemenang. Oktober 1995, kami dinyatakan sebagai salah satu pemenang di antara 5 pemenang yang mendapatkan konsesi untuk mengelola Telkom Regional. Dalam hal kami, kami mendapatkan hak pengelolaan di DivRe III, wilayah Jawa Barat, bermitra dengan AT&T, yaitu PT AriaWest International.

Apa nasehat Anda untuk mereka yang baru mau berbisnis? Harus berani menanggung resiko. Untuk berbisnis, bukan tanpa resiko. Kita juga harus bisa mengukur sejauh mana resiko-resiko itu bisa kita tanggung.

Bagaimana dengan aksi simpan dollar? Kalau sudah tak percaya pada rupiah, silakan simpan uang dalam dollar. Tidak dilarang koq tapi interest-nya juga kecil. Kalau saya, saya tidak berpikir ke situ. Masih banyak peluang koq! Jadi, mengapa mesti simpan banyak uang dalam dollar?

Bagaimana dengan main valas? Itu spekulasi. Bisa naik bisa turun. Tidak ada jaminan. Berbeda, kalau main valas untuk kebutuhan. Misalnya, kita mengimpor barang tertentu dan harus kita bayar dengan dollar dalam kurun waktu 3 bulan ke depan. Kalau kita kuatir nilai rupiah akan turun, ya kita beli valasnya sekarang. Memang di Alkitab tidak ada aturan yang melarang aksi spekulasi. Namun jangan kita beranggapan kalau segala sesuatu yang kita lakukan pasti untung. Jadi, kalau main valas untuk spekulasi atau mencari keuntungan, kita harus berani menanggung kerugiannya juga.

Kalau orang minta tolong, apa kriteria Anda sebelum memutuskan menolongnya? Saya tidak bisa mengeneralisasi. Saya banyak menolong orang dan tidak sedikit yang tidak mengembalikan. Tapi saya memang tidak mengharapkan imbalan dari orang yang saya tolong. Kriteria saya, kalau memang dengan apa yang saya lakukan orang itu akan terbantu dan bisa maju, dengan senang hati saya akan bantu sebatas kemampuan saya. Tapi jangan hanya beri-beri begitu saja. Bantulah agar ia bisa mandiri.

Cara Anda me-manage hati supaya tidak dikuasai uang? Kita harus minta hikmat dari Tuhan supaya diberi kekuatan untuk tidak mendewakan uang menjadi yang utama. Itu tidak boleh! Kalau hati saya memang dikuasai uang, pada saat bisnis saya collapse mestinya secara normal saya sudah tak tahan mental. Bagi saya, hanya kekuatan dari Tuhan yang bisa menjaga hati kita sehingga tidak dikuasai uang.

Edwin, putra kedua William Soeryadjaya yang dikenal lebih low profile, menandai kiprahnya lagi di Astra, Mei 2000, ketika ia terpilih sebagai salah satu komisaris. Lelaki bernama asli Tjia Han Pun ini sebelumnya sempat juga merambah bisnis makanan dengan membuka gerai Carls Jr. di Lantai II Gedung Bursa Efek Jakarta, pada 1995. Kini, selain berkonsentrasi di Astra, Edwin tetap saja menjadi tokoh utama di Suryaraya, grup usaha yang menggarap sektor agrobisnis, kimia, hotel, perdagangan, dan lainnya. Sebagai anak yang paling sering mendampingi Om Willem, Edwin agaknya ingin mewujudkan mimpi ayahnya yang memiliki obsesi di bidang agrobisnis. Melalui Adaro Energy, Edwin berhasil mengumpulkan kekayaan US$1,6 miliar dan berada pada peringkat ke-13.Kepemilikan di Adaro tidak secara langsung, melainkan melalui perusahaan ekuitas, Saratoga Capital. Lewat Saratoga juga, Edwin mengendalikan perusahaan infrastruktur telekomunikasi, PT Infrastruktur Menara Bersama.
Sedangkan anak ketiga Om Willem, Joyce atau Tjia May Ling, agak jarang terdengar kiprahnya di dalam negeri. Putri tertua Om Willem ini lebih banyak menjalankan roda bisnis keluarganya di mancanegara. Kendati begitu, Joyce juga ambil peran dalam membesarkan roda usaha Suryaraya Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar yang membangun demi perbaikan Blog ini kedepan...
Sangat Disarankan untuk Memberikan Komentar yang Berbobot, Jelas, Padat dan sesuai serta relevan dengan Artikel dan Dilarang meninggalkan Link Hidup maupun Link Mati Pada Kolom Komentar, Komentar Yang Hanya : Thanks, Trims, Sip, Gan, Terima kasih dan Sejenisnya Tidak akan di Publikasikan. Terima Kasih.

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
 
Support : Creating Website | Mas Template
Copyright © Oktober 2012. Taufik Irawan ::: Official Community ::: - All Rights Reserved
Template Modify by Taufik Irawan
Proudly powered by Blogger