HKTI Nilai Sektor Pertanian Seruyan Masih Lemah

KETUA Ketua Himpunan Kerukunan Tani ­Indonesia (HKTI) Seruyan Bahrudin mengatakan, sejauh ini Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Seruyan kurang berkontribusi memajukan sektor pertanian yang ditangani. Malahan, tingkat keberhasilan produktivitas pertanian padi justru makin menurun.

Contohnya, keberhasilan Seruyan dahulu sebagai daerah swasembada beras, kini tidak lagi terdengar gaungnya. Padahal, peralatan penunjang pertanian yang digunakan para petaninya dulunya masih bersifat tradisional. Berbeda dengan peralatan sekarang, yang jauh lebih modern.

“Sudah beberapa tahun ini, konsumsi beras oleh masyarakat Seruyan lebih mengandalkan pasokan dari luar daerah, terutama dari pulau Jawa. Karena hasil produksi beras petani lokal tidak mampu mencukupi kebutuhan daerah. Artinya, untuk sektor pertanian ini, pemerintah daerah kita kalah bersaing,” kata Bahrudin, kepada Borneonews di Kuala Pembuang, Minggu (12/1).

Bahrudin mengharapkan, adanya keseriusan pemerintah daerah atau dinas terkait dalam menangani masalah pertanian ini. Perlu adanya langkah-langkah konkrit, agar status lumbung padi di Seruyan bisa dikembalikan.

Mustahil, dari luasan areal pertanian padi sekitar 6.000 hektar diwilayah Kecamatan Seruyan Hilir, tidak bisa mencapai tingkatan hasil produksi yang menggembirakan. Belum lagi ditambah areal lahan pertanian di kecamatan lainnya.

“Para petani kita sebenarnya serius menekuni profesinya, tinggal bagaimana pendampingan aktif dari pemerintah daerah. Jika petani dikatakan lebih dimanjakan bantuan pemerintah, itu sangat keliru. Sebab selama ini, bantuan yang disalurkan pemda pun masih belum merata dan tidak menyeluruh.”


Sumber :
http://borneonews.co.id/index.php/kalteng/seruyan/item/10285-hkti-nilai-sektor-pertanian-seruyan-masih-lemah