Rabu, 07 Mei 2014

Mandau : Senjata Khas Dayak

Mandau berasal dari asal kata "MAn-Da-U" adalah nama seseorang yang datang ke pulau kalimantan yaitu dari suku kuno china "Namman" atau Barbar Selatan. Man Da U adalah nama seseorang yang pertama membuat bentuk senjata pedang yang menyerupai bentuk bilah pedang/parang mandau saat ini.

Mandau
Man Da U datang ke pulau kalimantan beserta para tawanan perang Bangsa Barbar Selatan, ada laki-laki dan perempuan kemudian mereka dipekerjakan menjadi budak dan mengabdi kepada Man Da U. Man Da U datang ke kalimantan untuk mencari hasil alam, dia berkeliling ke sungai-sungai dan membentuk kelompok-kelompok dari tempat satu dan tempat lainnya. Tubuh-tubuh mereka ditandai dengan ukiran-ukiran tato agar mereka mengenal setiap kelompok klan yang mereka temui.

Man Da U terkenal kejam dan ahli dalam peperangan, kelompok klan mereka melawan bangsa-bangsa lain yang datang ke pulau kalimantan, termasuk bangsa Melayu dan Bangsa Austronesia, karena seringnya peperangan antar klan dan bangsa-bangsa yang datang ke pulau kalimantan, Man Da U menjadi terkenal dengan bilah senjatanya yang tajam dan suka memenggal kepala musuh-musuhnya (adat Pengayauan) hingga para bangsa lainnya tidak berani memasuki daerah mereka. Hingga sampai dengan sekarang Mandau menjadi sebutan nama sebuah senjata adat asli Pulau Kalimantan, orang-orang dahulu jika membuat senjata menamakan senjata mereka dengan sebutan senjata Mandau yang sakti seperti leluhur mereka Man Da U yang membawa adat Pengayauan (pemenggalan kepala musuh).

Mandau adalah senjata tajam sejenis parang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau termasuk salah satu senjata tradisional Indonesia. Berbeda dengan parang, mandau memiliki ukiran - ukiran di bagian bilahnya yang tidak tajam. Sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang dibilahnya yang ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud memperindah bilah mandau.

Nampaknya dari design Mandau adalah senjata sabet yang memang digunakan untuk memotong kepala, berbeda dengan dohong yang tidak didesign untuk memotong atau menyabet tetapi lebih pada prosesi ritual, maka teori saya pra penggunaan Mandau budaya kayau tidak dikenal oleh sub suku yang terlebih dahulu mendiami pulau Kalimantan (nanti kita akan diskusi mengenai pola migrasi suku-suku dayak). Budaya kayau kemungkinan adalah budaya yang dibawa oleh migrasi-migrasi akhir dari Yunnan China yang memperkenalkan senjata Mandau ini, migrasi akhir ini memasuki pulau Kalimantan di bagian utara (Serawak & Sabah), ini konsisten dengan kisah tetek tatum atau kisah kejadian suku dayak ngaju yang mula-mula mendiami hulu sungai Mahakam yang kemudian harus bermigrasi ke sungai Kahayan karena diserang oleh para kayau dari bagian utara. Bahkan didalam babad kisah tetek tatum ini tidak ditemukan ada cerita “kayau” baik itu dalam kisah Tambun & Bungai. Kayau kemudian baru dikenal sebagi bentuk pembalasan dendam, ini juga yang mendasari adanya korban manusia didalam prosesi tiwah. Penggunaak korban manusia adalah sebagai bentuk pemenuhan perintah orang tua yang kemungkinan adalah musuh yang pernah menyerang kampungnya.

Kampilan
Dan nampaknya persebaran pengaruh mandau tidak hanya di pulau Kalimantan tetapi dikenal oleh suku-suku di Filipina disebut dengan Kampilan. Senjata ini memiliki bilah yang mirip dengan mandau tetapi berbeda pada gagangnya. Bilahnya dihiasi kuningan atau emas berbetuk titik/bulat.

Bilah mandau terbuat dari lempengan besi yang ditempa hingga berbentuk pipih-panjang dan berujung runcing. Salah satu sisi mata bilahnya diasah tajam, sedangkan sisi lainnya dibiarkan sedikit tebal dan tumpul. Beberapa jenis bahan yang dapat digunakan untuk membuat mandau, yaitu: besi montallat, besi matikei, dan besi baja yang diambil dari per mobil, bilah gergaji mesin, cakram kendaraan, dan lain sebagainya. Menurut cerita masyarakat dayak, mandau yang paling baik mutunya adalah yang dibuat dari batu gunung yang dilebur khusus sehingga besinya sangat kuat dan tajam serta hiasannya diberi sentuhan emas, perak, atau tembaga. Mandau jenis ini hanya dibuat oleh orang-orang tertentu.

Pada abad-abad ke-19an bilah Mandau sering dibuat dari monosteel seperti gir, namun sejatinya Mandau dibuat dari bijih baja atau dikenal juga batu gunung. Didalam budaya dayak ngaju dikenal beberapa jenis baja atau “sanaman” yang digunakan untuk membuat Mandau:

SANAMAN MANTIKEI
Sanaman mantike sangat dikenal untuk membuat Mandau, konon katanya Mandau yang dibuat dari baja ini akan mampu memotong paku. Biasanya Mandau sanaman mantikei berdasarkan cerita bisa dibengkokan namun sangat tajam dan kuat, bentuknya akan seperti besi yang berkarat tetapi tidak berkarat, dan tidak bisa diberi hiasan/dekorasi.

Mandau mantikei memiliki permukaan besi yg kasar tidak mulus seperti mandau pada umumnya. Permukaan yangg kasar itu merupakan kotoran batu mantikei yangg tidak akan habis kotorannya (bisa habis kecuali besinya habis) dan mantikei memiliki sifat “tada” atau toxic jika melukai seseorang bahkan bisa menjalar lukanya.
Mandau Sanaman Mantikei

Sanaman Mantikei yang dibengkokan

Mandau Sanaman Mantikei
Mantikei ini ada dua jenis yaitu:
1. Mantikei alami —> jenis alami bisa dibengkokkan dan digunakan untuk senjata perang bukan untuk memotong rumput atau pohon pisang karna mantikei bila menancap ke pohon pisang maka pohon pisang tdk putus karna ” bukan makanannya” yg merupakan makanannya sejenis Tulang

2. Mantikei yang disepuh —> mantikei yang alami tapi tidak bisa dibengkokkan karna pengaruh sepuh itu mengakibatkan bilah besinya menjadi keras dan benda keras seperti “paku” merupakan makanannya. Sebelum dan sesudah dibengkokkan alangkah baiknya mantikei digosok daun sirih dahulu karna getah daun sirih membantu melemahkan besi mantikei.

Bahan Mantikei

Besi mantikei setelah dilebur sangat jelas terlihat mengeluarkan kotoran batunya berbeda warna berbada rupa kematangannya.


Sebelum dilakukan peleburan, 2 ekor ayam jantan disembelih diambil darah ayam yang kemudian darah ayam dipercikan ke batu tersebut agar tdk ada terjadi kesialan dan semuanya berjalan dengan lancar baru lah batunya dilebur.

SANAMAN LAMPANG
Secara pribadi aku tidak pernah melihat jenis besi ini, katanya bilah besi ini akan mengapung di air dan juga merupakan bilah yang tajam. Kalau dari cerita kakek ku besi ini berwarna kekuningan, dari beberapa kisah legenda; bijih baja ini dicuri dari alam ghaib. Well mungkin saja kalau dari ilmu kimia besi yang bisa mengapung adalag “lithium” tetapi jika terkena air akan langsung teroksidasi, material lain yang mungkin adalah potassium dan Sodium dalam bentuk metal, tetapi juga besi ini tidak dapat dibentuk menjadi bilah pedang. Dibawah ini artikel mengenai pembentuk metallic lithium, apakah dayak ngaju pada zaman dahulu sudah mengenal pengetahuan semaju ini didalam bidang kimia?? Entahlah.. masih misteri
SANAMAN LAIN
Sanaman lain yang pernah aku dengar tetapi tidak tahu banyak yaitu sanaman Manap, Djangkarang, Montalat dan Sanaman Karam. Sanaman Karam konon katanya memiliki sifat beracun, bukan karena telah diberi racun atau ipu tetapi memang sifat besi ini yang toxi dan mampu membuat luka membusuk apakah sanaman karam ini sama dengan sanaman montalat, juga tidak tahu..
Sanaman Karam

Sanaman Mantikei – Djangkarang 

http://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/
http://www.anehdidunia.com/2013/05/misteri-mandau-senjata-sakti-suku-dayak.html
http://banuadayak.wordpress.com/2010/09/26/senjata-suku-dayak/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar yang membangun demi perbaikan Blog ini kedepan...
Sangat Disarankan untuk Memberikan Komentar yang Berbobot, Jelas, Padat dan sesuai serta relevan dengan Artikel dan Dilarang meninggalkan Link Hidup maupun Link Mati Pada Kolom Komentar, Komentar Yang Hanya : Thanks, Trims, Sip, Gan, Terima kasih dan Sejenisnya Tidak akan di Publikasikan. Terima Kasih.

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
 
Support : Creating Website | Mas Template
Copyright © Oktober 2012. Taufik Irawan ::: Official Community ::: - All Rights Reserved
Template Modify by Taufik Irawan
Proudly powered by Blogger