Selasa, 21 Agustus 2012

Gubernur yang Masuk Daftar Warga Miskin di Kotanya


Said bin Amir al-Jumahi (Arab:سعيد بن عامر الجماحي) adalah Sahabat Nabi Muhammad dan Gubernur Homs pada masa Khalifah Umar
Beliau merupakan saksi dari pelaksanaan hukuman mati yang dilakukan kaum Quraisy kepada Khubaib bin Adi di Mekkah, sebelum memeluk Islam. Setelah menerima Islam, beliau ikut dalam Pertempuran Khaibar bersama dengan Nabi Muhammad. Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, pada masa Khalifah Umar Said bin Amir al-Jumahi diangkat menjadi Gubernur Homs.
Ketika Khalifah Umar berkunjung ke Homs, beliau kemudian menanyakan kepada masyarakat bagaimana kepemimpinan Said bin Amir al-Jumahi. Masyarakat menyatakan kepemimpinan Said bin Amir al-Jumahi baik, kecuali empat hal yaitu Said bin Amir al-Jumahi datang untuk bekerja tidak dari pagi hari, ketika malam Said bin Amir al-Jumahi tidak pernah mau menerima tamu, satu hari dalam sebulan tidak menemui masyarakat, dan kadang-kadang Said bin Amir al-Jumahi tiba-tiba dapat jatuh pingsan.
Kemudian Khalifah Umar menanyakan langsung kepada Said bin Amir al-Jumahi tentang permasalahan yang diadukan masyarakat. Said bin Amir al-Jumahi, menjawab bahwa beliau tidak dapat melayani masyarakat dari pagi hari, karena tidak memiliki pembantu dan harus mengerjakan pekerjaan rumah terlebih dahulu. Pada malam hari tidak menerima tamu, karena urusan dengan masyarakat hanya pagi hingga sore hari dan waktu malam saat bagi Said bin Amir al-Jumahi untuk beribadah kepada Allah. Sekali dalam satu bulan beliau tidak dapat menemui masyarakat, karena beliau harus mencuci baju yang hanya dimiliki satu-satunya, sehingga tidak dapat menemui masyarakat. Dan kadang-kadang, beliau tiba-tiba pingsan disebabkan teringat atas kematian Khubaib bin Adi, Said bin Amir al-Jumahi merasa bersalah karena tidak dapat menolong Khubaib bin Adi.
Kemudian Umar mengucapkan
Alhamdulillah, Penilaianku terhadap Said telah terjawab dengan jawaban yang diberikan Said. Ia adalah salah satu Muslim terbaik dan setiap pertanyaan atas diri Said bin Amir al-Jumahi telah terjawab.

Setelah berjuang bersama Muslimin menumpas orang-orang kafir dalam perang Yarmuk, Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan kepada sahabat Sa’id bin Amir menjadi gubernur di kota Homs, Suriah.
Sa’id termasuk sahabat yang hidup dalam kesederhanaan, dia pertama kali masuk Islam menjelang perang Khaibar, yaitu peperangan antara pasukan Muslimin melawan Yahudi.
Belum genap satu tahun menjabat sebagai gubernur, bawahan Sa’id setingkat sekretaris daerah bersama jajarannya, menyerahkan laporan kinerja dan perkembangan pemerintahan Sa’id kepada Khalifah Umar yang berada di Kota Madinah.
Ketika sedang menghadap khalifah, Umar meminta kepada Sekda tersebut untuk mencatat seluruh penduduk Kota Homs yang hidup dalam kemiskinan. Tanpa berpikir panjang, dia menulis semua nama berdasarkan abjad.
Umar menerima lampiran data tersebut, ketika dia mengamati satu per satu, Umar kaget ketika melihat nama Sa’id bin Amir masuk dalam daftar orang termiskin di Kota Homs.
“Siapa nama Sa’id bin Amir yang namanya tertulis di sini?” tanya Umar. “Dia adalah gubernur kami, wahai Amirul Mukminin,” jawab mereka seperti dikutip dari buku pesan indah dari Makkah & Madinah, tulisan Ahmad Rofi’ Usmani.
Umar bin Khattab terkejut mendengar jawaban mereka. Dia tidak menyangka, sahabat Rasulullah SAW itu masih hidup dalam kesederhaan.
“Demi Allah memang dia adalah seorang yang miskin. Malah, pernah hingga berhari-hari dapurnya tak mengepulkan asap, wahai Amirul Mukminin,” timpa Sekda.
Khalifah Umar tidak kuasa membendung linangan air matanya, dia tertegun dengan kehidupan zuhud sahabat nabi itu. Dalam benaknya, sosok Sa’id merupakan pemimpin sejati, tidak tamak dan tidak gila harta, serta menjadikan kekuasaan sebagai ujian bukan sebuah kenikmatan.
Sambil menyeka air mata, Umar berpesan dan menitipkan uang seribu dinar kepada rombongan sekretaris daerah Homs untuk diserahkan kepada gubernur Sa’id. Setelah tugas selesai, kemudian mereka berangkat kembali menuju Kota Homs.
Sesampainya di Kota Homs, rombongan tersebut segera menghadap Sa’id untuk menceritakan dan melaporkan hasil pertemuan dengan Khalifah Umar. Tidak lupa juga menyerahkan seribu dinar kepada gubernur.
“Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun,” ucap Sa’id dengan wajah tersentak. Bukan kegembiraan yang terpancar dari wajah Sa’id ketika menerima uang tersebut, dia bersedih dan tidak sanggup menerima uang pemberian khalifah.
“Ancaman duniawi bakal rasuki jiwaku. Akibatnya, amal kebajikanku selama ini bakal rusak,” kata Sa’id setelah menerima uang.
Kemudian Sa’id bersama istrinya bermusyawarah. Akhirnya mereka berdua sepakat untuk membagikan kepada kaum fakir dan miskin Kota Homs.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar yang membangun demi perbaikan Blog ini kedepan...
Sangat Disarankan untuk Memberikan Komentar yang Berbobot, Jelas, Padat dan sesuai serta relevan dengan Artikel dan Dilarang meninggalkan Link Hidup maupun Link Mati Pada Kolom Komentar, Komentar Yang Hanya : Thanks, Trims, Sip, Gan, Terima kasih dan Sejenisnya Tidak akan di Publikasikan. Terima Kasih.

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
 
Support : Creating Website | Mas Template
Copyright © Oktober 2012. Taufik Irawan ::: Official Community ::: - All Rights Reserved
Template Modify by Taufik Irawan
Proudly powered by Blogger