Selasa, 09 Oktober 2012

Achmad Hamami :Dari Berjualan Es Lilin Sampai Distributor Alat Berat

Menjadi pengusaha pada awalnya bukanlah merupakan cita-cita Achmad Hamami. Ketertarikannya ke dunia militer membawa pria yang kini berusia 81 tahun tersebut menjadi anggota jajaran penerbang TNI Angkatan Laut.

Di saat muda, Hamami sempat menempuh pendidikan militer sebagai di Angkatan Udara Belanda dan bahkan berhasil lulus sebagai kolonel termuda pada akhir tahun 1960. Kondisi tempat kerjanya yang marak dengan korupsi membuatnya memutuskan untuk keluar sebagai anggota militer dan memulai bisnis kecil-kecilan di rumahnya dengan membuka kursus matematika bagi anak-anak. 



Awalnya, ia membuka les matematika untuk pelajar di rumahnya. Anak-anaknya membantu menopang keuangan dengan berjualan es lilin.

Dewi fortuna hinggap kala seorang kerabat mengajaknya terlibat dalam penggarapan proyek infrastruktur. Saat itulah Hamami berkenalan dengan manajemen Caterpillar, pabrikan traktor dan alat berat lain yang berbasis di California, Amerika Serikat.

Caterpillar, yang sebelumnya memiliki agen penjualan di Surabaya, melirik Hamami sebagai dealer pengganti lantaran tertarik dengan latar belakang militer dan reputasinya yang bersih. Ia lantas mulai belajar manajemen secara profesional dan mengambil kuliah bisnis. Sebagaimana dilansir dari Forbes.com mengenai Profil Achmad Hamami, kesuksesan bisnis Hamami berawal pada tahun 1970 ketika mendirikan PT Trakindo Utama. Reputasi Hamami yang bersih ketika berkarier di dunia militer membuat perusahaan alat berat asal Amerika Serikat, Caterpillar melirik perusahaannya sebagai distributor resmi Caterpillar di Indonesia. Pada 13 April 1971, Trakindo Utama milik Achmad Hamami akhirnya resmi menjadi agen Caterpillar.

Maraknya pembangunan infrastruktur pada pertengahan dekade 70-an membawa angin segar pada bisnis traktor. Order bertambah, pundi-pundi Trakindo pun makin tebal.

Untuk mendukung usahanya, Achmad Hamami yang berlatar belakang militer mulai belajar mengenai dunia bisnis. Seiring dengan peningkatan pembangunan infrastruktur di Indonesia pada tahun 1970-an, maka keuntungan PT Trakindo Utama sebagai salah satu pendukunya pun ikut meningkat. Bahkan Achmad Hamami mendirikan beberapa anak perusahaan yang ditujukan untuk mendukung bisnis Trakindo Utama nantinya seperti PT Sanggar Sarana Baja di tahun 1977 dan PT Chandra Sakti Utama Leasing pada 1995.

Tapi jalan tak selalu mulus. Tahun 1999, ketika krisis moneter mengguncang Indonesia, PT Trakindo Utama turut merasakan dampaknya. Ketika itu Achmad Hamami harus berada pada kondisi sulit karena perusahaannya memiliki hutang besar hingga mencapai US$ 118 juta ditambah dengan tidak adanya bank yang bisa memberikan pinjaman untuk menggerakkan bisnis Trakindo Utama. Ditambah lagi, kesehatan Achmad Hamami yang ikut menurun seiring dengan menurunnya bisnis Trakindo Utama. Achmad Hamami menderita glaukoma dan mengalami kebutaan. Kondisi ini menjadikannya memilih untuk menyerahkan perusahaan kepada Rachmat Mulyana atau Muki, putra ketiganya. Meskipun demikian, Hamami masih merupakan nahkoda di balik kebangkitan Trakindo Utama pasca krisis.


Selepas itu, tak ada bank yang mau membiayai bisnisnya. Tak cuma bisnis yang lesu, kesehatan Hamami pun menurun. Ia terserang glaukoma dan mengalami kebutaan hingga saat ini.

Lepas krisis, perlahan Trakindo bangkit. Di bawah komando Rachmat Mulyana alias Muki, putra ketiga Hamami, perusahaan ini tumbuh dan beranak-pinak. Kini, tak cuma bisnis traktor dan alat berat karena mereka juga menggarap sektor pertambangan, pembiayaan, logistik, hingga teknologi informasi. Hebatnya, hingga 2009, perusahaan ini berkembang tanpa mengandalkan utang.

Kepada Forbes, Muki mengatakan tahun lalu pendapatan mereka mencapai US$ 2 miliar dan akan tumbuh hingga US$ 3,2 miliar tahun ini. Ditargetkan pada 2015 mereka bisa membukukan pendapatan US$ 6 miliar. Toh, meski sayapnya kini melebar, ia mengatakan bisnis utama Trakindo tetap alat berat. "Ibaratnya, alat berat menjadi roti dan mentega bagi kami," kata dia




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar yang membangun demi perbaikan Blog ini kedepan...
Sangat Disarankan untuk Memberikan Komentar yang Berbobot, Jelas, Padat dan sesuai serta relevan dengan Artikel dan Dilarang meninggalkan Link Hidup maupun Link Mati Pada Kolom Komentar, Komentar Yang Hanya : Thanks, Trims, Sip, Gan, Terima kasih dan Sejenisnya Tidak akan di Publikasikan. Terima Kasih.

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
 
Support : Creating Website | Mas Template
Copyright © Oktober 2012. Taufik Irawan ::: Official Community ::: - All Rights Reserved
Template Modify by Taufik Irawan
Proudly powered by Blogger