Sabtu, 25 Agustus 2012

Sukamdani Sahid Gitosardjono : Raja Hotel Indonesia

Sukamdani Sahid Gitosardjono dikenal sebagai satu dari sedikit pengusaha pribumi yang malang melintang di bisnis perhotelan lebih dari 45 tahun. Selain bisnis kepariwisataan, Group Sahid yang didirikannya juga mengelola bisnis pendidikan, kawasan industri, properti, dan media. 

Siapakah raja properti sektor perhotelan di Indonesia? Secara spontan niscaya orang akan menjawab: Sukamdani Sahid Gitosardjono. Ya, meskipun Sukamdani baru saja melepaskan jabatan sebagai direktur utama PT Hotel Sahid Jaya Internasional (HSJI) dan mempercayakan jabatan itu kini kepada mantan Dirut PT Telkom Setyanto P. Santosa, namun tak pantas disangkal Sukamdani tetap pantas dijuluki raja hotel di negeri ini. Lelaki berperawakan tegap dan murah senyum ini kini mempunyai 2.350 kamar hotel. Jaringan hotelnya berjejer mulai dari Lampung sampai Sorong di Irian Jaya. Dan, setelah dua hotelnya yang baru di Senggigi Lombok dan Ujung Pandang selesai, lengkap sudah 2.750 kamar jaringan bisnis hotel Sukamdani. Jumlahnya menjadi 14 hotel, mulai dari bintang tiga sampai bintang lima berlian. 

Tak hanya itu. Masih banyak ambisi pengusaha nasional itu di bidang properti. Berdekatan dengan markas besar bisnisnya di Hotel Sahid Jaya & Tower sekarang, segera pula dibangun Grand Sahid Plaza. Hotel bertaraf internasional dengan jumlah lantai 50 itu akan menjadi hotel tertinggi di Indonesia. Belum lagi dua menara Apartemen Istana Sahid, 26 lantai, yang tampak makin mentereng. Hotel dan apartemen itu adalah tiang dari suatu proyek raksasa yang lebih besar: Superblok Sahid. Tak hanya di Jakarta di Ujung Pandang pun Sukamdani tengah menyiapkan superblok pertama di luar Jawa. Di kota ini ia bekerja sama dengan konglomerat Yusuf Kalla. 

Begitu proyek-proyek besar Grup Sahid terselesaikan semuanya, akan mengukuhkan Sukamdani sebagai salah seorang raja properti negeri ini. Apalagi, khusus di bidang manajemen hotel, Sukamdani berambisi merambah pasar manajamen hotel di luar negeri. Adalah Sukamdani juga yang gusar, hotel-hotel di Indonesia dikelola oleh manajemen asing, padahal hotel itu dibangun dengan dana dari dalam negeri. Lebih dari 30 hotel ditangani oleh manajemen asing. Kita ini sebagai bangsa bagaimana? Ungkap Sukamdani dengan nada tinggi. 

Kita mempunyai modal. Pertama, semangat sebagai bangsa. Kedua, kita sudah punya aset milik sendiri 14 hotel (dari hotel bintang 3 sampai 5 berlian). Ketiga, kita sudah punya organisasi dan pengalaman dalam me-manage hotel. Keempat, kita punya kepercayaan dari masyarakat. Kelima, kita punya akses pasar baik di dalam maupun luar negeri. Kita sudah 30 tahun me-manage hotel. Dengan pengalaman itu kan kita sudah punya akses pasar. 

Untuk itu, kita juga punya orang-orang yang mampu me-manage hotel. Dari 12 hotel yang sekarang ada, yang menyewa tenaga asing hanya Sahid Jaya Hotel. Hotel kita yang lainnya adalah orang Indonesia. Mereka memulai karier, bahkan ada yang dari doorman, office boy dan room boy, kini banyak yang sudah jadi general manager. 

Sukamdani lahir di Solo, 14 Maret 1928. Masa kecilnya dijalani di Sukohardjo, Solo, Ketika Sukamdanii kecil, kehidupan orangtuanya prihatin. Bapaknya R. Sahid Djogosentono membuka usaha jahitan. Sedang ibunya membuka warung kecil-kecilan yang menjual makanan kecil. Dalam usia 8 tahun, Sukamdani sudah membantu kedua orang tuanya mencari nafkah. Selain membantu bapaknya, ia juga membantu ibunya berjualan. “Untuk menyiapkan keperluan barang dagangan, saya ke pasar berbelanja membeli sabun, teh, rokok, pisang dan kelapa,” cerita Sukamdani. Tiap kali dagangan laku, ibunya memberi persenan. Uang itu ditabung. Kalau sudah banyak Sukamdani membeli ayam. “Kalau ayam sudah banyak, saya jual lalu dibelikan kambing. Setelah kambing saya banyak, saya jual untuk beli kerbau,” kenangnya. Di saat liburan Sekolah Sukamdani membantu menuai padi di sawah. 

Tahun 1952, Sukamdani muda merantau ke Jakarta untuk memperbaiki nasib, Waktu turun dari kereta api di Stasiun Gambir, modalnya hanyalah sebuah kopor dan sebuah sepeda. Ia sempat bekerja di Depdagri. Tapi dengan pertimbangan penghasilan, lalu keluar dan bekerja di percetakan NV Harapan Masa. Dengan penghasilan yang pas-pasan, Sukamdani berani menikah dengan Juliah, kekasihnya waktu di Solo. Pasangan itu menyewa rumah berdinding gedeg. Kamarnya hanya satu berukuran 3 x 3. 

Karena keuletannya, apalagi setelah membuka usaha percetakan sendiri, Sukamdani berhasil membeli tanah di tempat ia menyewa rumah itu. Dan, tanah itu, tak lain adalah tempat berdirinya Hotel Sahid Jaya sekarang di Jalan Sudirman. “Dulu rumah saya di sini,” kenang Sukamdani. 

Prof. DR. H. Sukamdani S. Gitosardjono

Sukamdani's name is often connected with hotels. In several big cities in Indonesia, people can easily find Sahid hotel as one of the big famous hotels in that city. The existence of Sahid hotel network could not be separated from the founder's profile, Sukamdani Sahid Gito Sardjono. Mr. Sardjono is not only active as a national entrepreneur, but he is also known as an active person in state activities, also as a person who has special attention to state problems.


As an entrepreneur, Sukamdani is a successful national figure in various areas, from hotels, property, trade, industry, etc.
As a well-known organizer, Sukamdani successfully led Indonesia's Chamber of Commerce for two periods, from 1982-1998, while at the same time he also took part in the release of Law No. I/1987 about Indonesia's Chamber of Commerce. He is also entrusted by a lot of other business organizations with the chairman position.


His involvement in state matters has taken him to the position as member of the Supreme Advisory Council and he was also Vice-Chairman for Economy, Finance and Industry Commission (EKUIN), in 1988-1993. Mr. Sukamdani was also active as the People's Consultative Assembly member in 1987 - 1999 period.


With his tons of activities, it is not a surprise to find Mr. Sukamdani rewarded by various medal/star of honor from Indonesian government, and the highest is Mahaputera Medal of Star. From abroad, he received honors from Japanese Government and the People's Republic of China Government. As an appreciation for Mr. Sukamdani's role in improving Indonesia and Japan's trade and investment relations, the Japanese Government rewarded him medal of honors: Order of Rising Sun, Gold and Silver Star (1993). On 1994, Chinese government rewarded him the honor of People's Friendship Ambassador for Mr. Sukamdani's role in promoting the recovery of Indonesia-China direct trade relations, a start for the re-establishment of Indonesia and the People's Republic of China diplomatic relations back in 1990.


His concern for education has inspired him to establish Sahid Jaya Foundation, a foundation with concern in prosperity, education and social areas. As the founder of Indonesia's Hotel and Restaurant Association, Mr. Sukamdani always have his eyes in tourism issues. Sahid Tourism Education Institution is a pioneer for the establishment of other tourism schools, because at that time there was no formal education institution in tourism. In the past, Sahid education institution was the only integrated tourism education institution, with its relatively short course-time, high-school, academy, Tourism High School (STP) until university for Bachelor and Master Degrees.


As a reward for his contribution to education, in 1986, Sukamdani was rewarded doctor honoris causa degree in Economy and Social Sciences from Takoshoku University, in Tokyo, Japan and doctor honoris causa degree in Social, Education and Economy Sciences from European University, Antwerpen, Belgium in the same year. In 1997, before his 70th birthday, Mr. Sukamdani had the honor to receive Professor degree for Economy Sciences from Luohe University, Henan, People's Republic of China.


Various activities and the honors he received reflected his involvement in various aspects of life. Sukamdani said, the key to his success is balance in everything, physically and mentally, materially and spiritually.

Sahid's Projects
Hotels, apartments and offices build by Sahid Group are property businesses. PT. Hotel Sahid Jaya International is the flag of Sahid's core business in hotel industry has been registered in the stock exchange (go public). With the intention of exercising effectiveness and efficiency in similar business, PT. Hotel Sahid Jaya International made a liquidation of 8 Sahid hotels all over Indonesia, so in the future there will be only one company in hotel industry which has hotel network every where, in Indonesia and abroad. Right now, Sahid has 18 hotels, where the management contract is owned wholly or partially, also the ones where the management contract is under Sahid Hotel Network management.


Besides Sahid Jaya Hotel and Istana Sahid Apartment, located in an area of 5,5 hectares in the Jenderal Sudirman golden triangle, soon they will build Sahid Tower for office and Sahid Perdana as boutique hotel, shopping center, supermarket and food center. The four buildings will be integrated in one area called Sahid City Superblock or Sahid Pura Kencana, which will be an answer to executives need for a total activity in one area to make the best of their time. The whole project hopefully will be fully established in next 5 years.

Projects
• Hotel Sahid Jaya Jakarta
• Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang
• Hotel Sahid Bandar Lampung
• Hotel Sahid Raya Solo
• Hotel Sahid Kusuma Raya Solo
• Hotel Sahid Raya Yokyakarta
• Hotel Sahid Surabaya
• Hotel Sahid Legi Mataram
• Hotel Sahid Kawanua
• Hotel Sahid Manado
• Hotel Sahid Toraja
• Hotel Sahid Mariat Sorong
• Hotel Sahid Jaya Makasar
• Hotel Sahid Raya Pekanbaru
• Hotel Sahid Medan
• Hotel Sonni Putri Galeria, Bali
• Hotel Sahid Rasinta Batam


APA yang Anda lakukan di bulan madu?
"Kalau mereka, ternyata bukan bermesra-mesraan, melainkan langsung mendirikan perusahaan dan bekerja keras. Maka sampai sekarang, kita boleh saja iri melihat mereka sejak pagi di lapangan golf, siang sampai malam selalu berdua terus," kata Menko Kesra Jusuf Kalla.


Sementara Aburizal Bakrie, Ketua Kadin, melukiskan, "Kalau umur saya baru 25 tahun, tidak mungkin saya berani menikah dengan gadis berusia 19 tahun. Minta keluar dari pegawai negeri, kawin, dan mendirikan perusahaan berdua...."


Tetapi, itulah yang dilakukan oleh pasangan Sukamdani Sahid Gitosardjono dan Juliah. Hasilnya, "... Pak Sukamdani sukses dalam merintis bisnis, benar-benar sebuah keberanian luar biasa," kata Jusuf Kalla, Senin (2/6) malam, di Hotel Sahid Jaya Jakarta, ketika memperingati 50 tahun Sahid Group.


"Saya memang sudah bekerja di Kementerian Dalam Negeri. Namun, kariernya nanti paling jadi camat, maksimal bupati. Apa cukup uang kalau sudah kawin dan punya banyak anak?" kata Sukamdani. Bisnis pertama yang dia tekuni adalah membikin percetakan dengan dua mesin cetak hand press buatan Solo, Juni tahun 1953, hanya beberapa hari sesudah menikah.


Pengusaha berusia 75 tahun dan punya beragam usaha, dari hotel sampai pertekstilan, mengatakan," Wah kalau mengapa percetakan, saya sendiri juga enggak tahu. Tetapi, apa pun bisnis yang kita terjuni, syaratnya satu, jujur dan harus bekerja dengan tekun...." (jup)

Kawin Emas Prof Dr Sukamdani SG
PENGUSAHA Prof Dr H Sukamdani Sahid Gitosardjono, kemarin memperingati perkawinannya yang ke-50 atau Kawin Emas di Sala. Peringatan ditandai dengan penanaman pohon beringin sebanyak 50 batang di lingkungan kampus Akademi Pariwisata Sahid, Sala. Pada acara itu, Sukandami menceritakan perjalanan perkawinannya dengan istrinya, Ny Juliah. Malam harinya bertempat di Hotel Sahid Kusuma, satu dari dua hotelnya di Sala, diadakan buka bersama bersama anak yatim piatu dan pemberian santunan dilanjutkan syukuran. ►e-ti, dari berbagai sumber.

Kerja keras dan keuletan akhirnya mengantarkannya sebagai raja properti perhotelan. Selain bisnis, Sukamdani aktif di berbagai organisasi. Ia juga penerima 15 tanda jasa dan bintang kehormatan, dari pemerintah RI maupun dari negara sahabat.

2 komentar:

Mohon komentar yang membangun demi perbaikan Blog ini kedepan...
Sangat Disarankan untuk Memberikan Komentar yang Berbobot, Jelas, Padat dan sesuai serta relevan dengan Artikel dan Dilarang meninggalkan Link Hidup maupun Link Mati Pada Kolom Komentar, Komentar Yang Hanya : Thanks, Trims, Sip, Gan, Terima kasih dan Sejenisnya Tidak akan di Publikasikan. Terima Kasih.

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
 
Support : Creating Website | Mas Template
Copyright © Oktober 2012. Taufik Irawan ::: Official Community ::: - All Rights Reserved
Template Modify by Taufik Irawan
Proudly powered by Blogger